Minggu, 17 Februari 2008

Arti Penting Kebangkitan Kristus

Semua agama, kecuali 4 agama besar, berdasar kepada filsafat. Dari 4 agama besar yang berdasar kepada kepribadian pendirinya, hanya agama Kristen yang menyatakan kubur kosong bagi pendirinya.

Tanpa kebangkitan, iman Kristen tidak mungkin muncul. Murid-murid-Nya hanyalah simbol kekalahan dan kehancuran. Mungkin mereka akan mengingat Yesus sebagai guru terkasih mereka, dan penyaliban hanya akan melenyapkan harapan akan mesias. Salib akan kelihatan menyedihkan dan memalukan sebagai akhir karir Yesus. Kekristenan mula-mula sangat bergantung kepada kepercayaan murid-murid-Nya bahwa Tuhan telah membangkitkan Yesus dari kematian.

Apakah Kubur Kosong Yesus itu Historis?

Adakalanya jenazah-jenazah hilang dalam picisan dan kehidupan nyata, tetapi jarang ditemukan sebuah kubur yang kosong. Pokok pembahasan mengenai Yesus bukanlah ia tidak dapat dilihat di mana-mana. Pembahasannya adalah Ia hadir di dunia, terlihat dan hidup; Ia terlihat dan mati; Ia terlihat dan hidup sekali lagi.

Jika kita percaya kepada laporan-laporan Injil, ini bukan pembahasan mengenai jenazah yang hilang. Ini adalah pembahasan mengenai Yesus yang masih hidup bahkan sampai saat ini, bahkan setelah di depan umum mati akibat horor penyaliban yang telah dijalani-Nya.
Kubur yang kosong, sebagai simbol Kebangkitan, adalah gambaran terakhir pernyataan diri Yesus sebagai Tuhan. Rasul Paulus berkata dalam 1 Korintus 15:7 menyatakan bahwa Kebangkitan adalah bagian terpenting dari iman Kristen: "Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu".

Apakah Yesus Benar-benar Mati?

Pengantar

Gagasan bahwa Yesus tidak pernah benar-benar mati muncul pada tulisan di abad ketujuh. Di situ dikatakan bahwa Yesus melarikan diri ke India. Bahkan sampai saat ini terdapat sebuah makam keramat yang dianggap makam Yesus di Srinagar, Kashmir.

Pada permulaan abad ke-19, Karl Bahrdt, Karl Venturini, dan yang lain-lainnya mencoba menjelaskan Kebangkitan dengan mengemukakan gagasan bahwa Yesus hanya pingsan karena kepayahan di atas kayu salib, atau Ia telah diberi obat yang membuatnya kelihatan mati, dan bahwa selanjutnya Ia dihidupkan kembali oleh udara kubur yang sejuk dan lembab. Mereka menjelaskan bahwa Yesus telah diberi suatu cairan di suatu bunga karang ketika tergantung di atas salib (Markus 15:36) dan bahwa Pilatus kelihatan terkejut akan betapa cepatnya Yesus mati (Markus 15:44).

Konsekuensinya, kata mereka, pemunculan Yesus kembali bukanlah suatu kebangkitan mukjizat, tetapi sekedar suatu kesadaran kembali yang kebetulan, dan kubur-Nya kosong karena Ia masih terus hidup. Apa yang sebenarnya terjadi saat Penyaliban? Apa penyebab kematian Yesus? Adakah cara yang mungkin bagi-Nya untuk bertahan hidup dari siksaan ini? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang dapat dibantu diselesaikan dengan bukti medis.

Bukti yang Menguatkan Injil

Adakah bukti tentang Yesus yang dapat dipercaya di luar Injil?

Adakah tulisan-tulisan di luar keempat Injil yang mendukung hal-hal penting mengenai Yesus atau Kekristenan mula-mula?

Tulisan Josephus

Josephus adalah seorang sejarawan Yahudi yang sangat penting pada abad pertama. Ia dilahirkan tahun 37 M, dan ia menulis sebagian besar karya-karyanya menjelang akhir abad pertama.

Ia adalah seorang imam, seorang Farisi. Karyanya yang berjudul The Antiquities merupakan suatu sejarah umat Yahudi dari penciptaan sampai pada masanya. Ia menyelesaikannya sekitar akhir tahun 93 M.

Ia menjadi sangat populer di antara orang-orang Kristen, karena dalam tulisannya ia merujuk kepada Yakobus, saudara laki-laki Yesus, dan kepada Yesus sendiri. Dalam The Antiquities ia mendeskripsikan bagaimana seorang imam besar bernama Ananias mengambil keuntungan dari kematian gubernur Roma Festus, yang juga disebutkan dalam Perjanjian Baru, untuk membuat Yakobus dibunuh. Ini merupakan rujukan kepada saudara laki-laki Yesus, yang tampaknya telah bertobat karena penampakan diri Yesus yang bangkit (Yohanes 7:5 ; 1 Korintus 15:7).

Jumat, 15 Februari 2008

Alkitab - Isinya yang Mengherankan

Salah satu alasan mengapa kita percaya bahwa Alkitab itu adalah Firman Tuhan
  • Cara bagaimana Alkitab menjadi sebuah buku sungguh merupakan keajaiban.
  • Alkitab terdiri dari 66 buku. Tetapi apakah Anda tahu tentang 40 pengarang berbeda-beda yang telah menulisnya? Mereka menulis sendiri-sendiri, hampir-hampir tidak mengetahui bagian yang ditulis orang lain. Selanjutnya, Alkitab ditulis dalam kurun waktu 15 abad, dalam 3 bahasa, dan di 3 benua yang berlainan. Namun demikian, sementara kita menyelidiki kitab itu sekarang, kitab itu hanya satu saja, bukan enam puluh enam. Inti pengajarannya hanya satu, isinya saling berpautan, berkembang menjadi satu kebenaran.